Topik Rembulan,mendekatlah kemari Rindu ingin menunaikan cerita kemarin Hingga tertidur dipangkuanmu Sampai tak ada sinar sedikit pun Setelah sekian lamanya menunggu rembulan Di bawah pohon kramat Rasanya ingin menggila Mengisap air hujan yang tersisa di Selip batu Tapi, apakah ini benar?
Sesaat Kelana semu di antara sunyi Hempasan angin tak ada arah Rela menelan pahit Tapi tak sudah untuk membasmi Kian bak sakit Hanya debu jalanan yang hinggap Masih bermain material Menyusun bait-bait Hingga tangisan menganak sungai Setelah peristiwa itu, rasa menjauh begitu jauh Tiap diksi haus Sukmanya kelaparan Dan organ tetap menghiraukannya
Ibu Ibu, Anakmu sangat merindukanmu Ketika ingin aku tidur Beliau mengelus punggung Sampai aku tertidur seperti bayi baru lahir Ketika aku tak sempat membuat kata-kata Sebelum tidur, maka Bianglala yang mewakili pujian Tuhan pada ibu Hanya beliau yang selalu membuat Pagiku menjadi hal yang istimewa Menuaikan doa dan melumbungkan semangat Yang selalu hadir di setiap hujan yang membasi semesta raya
Kemari dan Kembali Ingin rasanya Engkau hadir Ke ruang yang tak kunjung Sembuh dari luka ini Kemarilah, kemari Ku sambut engkau dengan ruang Kembalilah, kembali Meski hanya sekelebat bayang Oh, Engkau Akan aku tunggu dalam rumah Ingatan Malang, 2021


As an experienced entrepreneur with a solid foundation in banking and finance, I am currently leading innovative strategies as President Director at my company. Passionate about driving growth and fostering teamwork, Iām dedicated to shaping the future of business.
Komentar